MusliModerat.net - Selain wisata alam yang lekat dengan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pulau yang kini menjadi destinasi wisata turis mancanegara ini juga menyimpan wisata-wisata religi yang megah, di antaranya Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Lombok.
Masjid yang berlokasi di Dasan Agung, Gomong, Selaparang, Kota Mataram yang dijadikan lokasi pembukaan kegiatan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 2017 ini menyimpan magnet bagi setiap wisatawan lokal dan mancanegara.
Masjid yang didominasi warna emas yang pernah menjadi lokasi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional tahun 2016 lalu ini dibangun di atas lahan 3,6 hektar dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah pengawasan langsung Pemerintah Daerah (Pemda).
NU Online beserta Tim Dokumentasi dan Publikasi Munas-Konbes NU berkesempatan berkunjung ke masjid berkapasitas 15.000 jamaah ini pada malam hari. Masjid yang menurut pengelola UPT mampu menyedot ribuan pengunjung tiap bulannya ini memiliki sejumlah ruangan eksklusif.
Masjid yang pembangunanya pertama kali dilakukan pada 2010 lalu ini memiliki fasilitas ballroom, ruang meeting, dan bebeapa ruang VIP lainnya. Dari keindahan arsitekturnya Masjid Hubbul Wathan menjadi ikon utama wisata religi Pulau Lombok.
Menurut beberapa marbot masjid yang tidak mau disebutkan identitasnya, sejumlah turis asing asal Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Maroko, Afrika Barat, Singapura, Mesir, dan Turki pernah singgah di masjid ini untuk beribadah.
Meskipun lekat dengan umat Islam, masjid ini juga menarik minat turis non-Muslim dari Belanda, Irlandia Utara, Inggris, Australia, Swiss, hingga Prancis yang ingin melihat lebih dekat kemegahan masjid tersebut.
Masjid ini memiliki lima menara dengan satu menara setinggi 99 meter di bagian depan. Menara-menara ini diyakini sebagai simbol rukun Islam.
Pemandangan yang terlihat ketika malam tiba, menara-menara tersebut memancarkan warna-warni yang berbeda. Hal ini semakin memperlihatkan kemegahan dan keindahan masjid Hubbul Wathan meskipun hari sudah malam tetapi pengunjung masih betah singgah di masjid tersebut.
Pada momen kegiatan Munas dan Konbes NU ini, masjid tersebut juga digunakan untuk pembukaan pameran dan bazar yang berlokasi di pelataran masjid. Ratusan stan lebih bakal meramaikan perhelatan forum tertinggi setelah Muktamar NU ini.
Baik peserta, masyarakat lokal, dan wisatawan bisa mendapatkan berbagai macam barang-barang kebutuhan dan kerajinan lokal asli Lombok.
Munas dan Konbes NU 2017 kali ini mengangkat tema Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga.
Pembukaan acara pada Kamis (23/11) dilaksanakan di Islamic Center NTB. Sedangkan sidang-sidang komisi diselenggarakan di empat pesantren, Pesantren Nurul Islam Mataram, Pesantren Darul Fallah Mataram, dan Pesantren Darul Hikmah Mataram, dan Pesantren Darul Qur’an Lombok Barat.
Berbagai persoalan krusial menyangkut masyarakat, bangsa, negara bakal dibahas oleh para Alim Ulama dalam forum Bahtsul Masail Waqi’iyah (problem terkini), Bahtsul Masail Maudluiyah (tematik), dan Bahtsul Masail Qanuniyah (perundang-undangan).
Bahtsul Masail Waqi’iyah membahas persoalan hukum investasi dana haji, frekuensi publik, izin usaha berpotensi mafsadah (kerusakan), melontar jumrah aiyamut tasyriq qablal fajri, serta status anak dan hak anak lahir di luar perkawinan.
Sedangkan Bahtsul Masail Maudluiyah membahas konsep taqrir jama’i, konsep ilhaqul masail binazhairiha, fiqih disabilitas, ujaran kebencian (hate speech), konsep amil dalam negara modern menurut pandangan fiqih, dan redistribusi lahan.
Adapun Bahtsul Masail Qanuniyah membahas tata regulasi penggunaan frekuensi, RUU Komunikasi Publik, RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pesantren, dan RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). (Fathoni/NU Online)
Masjid yang berlokasi di Dasan Agung, Gomong, Selaparang, Kota Mataram yang dijadikan lokasi pembukaan kegiatan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 2017 ini menyimpan magnet bagi setiap wisatawan lokal dan mancanegara.
Masjid yang didominasi warna emas yang pernah menjadi lokasi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional tahun 2016 lalu ini dibangun di atas lahan 3,6 hektar dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah pengawasan langsung Pemerintah Daerah (Pemda).
NU Online beserta Tim Dokumentasi dan Publikasi Munas-Konbes NU berkesempatan berkunjung ke masjid berkapasitas 15.000 jamaah ini pada malam hari. Masjid yang menurut pengelola UPT mampu menyedot ribuan pengunjung tiap bulannya ini memiliki sejumlah ruangan eksklusif.
Masjid yang pembangunanya pertama kali dilakukan pada 2010 lalu ini memiliki fasilitas ballroom, ruang meeting, dan bebeapa ruang VIP lainnya. Dari keindahan arsitekturnya Masjid Hubbul Wathan menjadi ikon utama wisata religi Pulau Lombok.
Menurut beberapa marbot masjid yang tidak mau disebutkan identitasnya, sejumlah turis asing asal Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Maroko, Afrika Barat, Singapura, Mesir, dan Turki pernah singgah di masjid ini untuk beribadah.
Meskipun lekat dengan umat Islam, masjid ini juga menarik minat turis non-Muslim dari Belanda, Irlandia Utara, Inggris, Australia, Swiss, hingga Prancis yang ingin melihat lebih dekat kemegahan masjid tersebut.
Masjid ini memiliki lima menara dengan satu menara setinggi 99 meter di bagian depan. Menara-menara ini diyakini sebagai simbol rukun Islam.
Pemandangan yang terlihat ketika malam tiba, menara-menara tersebut memancarkan warna-warni yang berbeda. Hal ini semakin memperlihatkan kemegahan dan keindahan masjid Hubbul Wathan meskipun hari sudah malam tetapi pengunjung masih betah singgah di masjid tersebut.
Pada momen kegiatan Munas dan Konbes NU ini, masjid tersebut juga digunakan untuk pembukaan pameran dan bazar yang berlokasi di pelataran masjid. Ratusan stan lebih bakal meramaikan perhelatan forum tertinggi setelah Muktamar NU ini.
Baik peserta, masyarakat lokal, dan wisatawan bisa mendapatkan berbagai macam barang-barang kebutuhan dan kerajinan lokal asli Lombok.
Munas dan Konbes NU 2017 kali ini mengangkat tema Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga.
Pembukaan acara pada Kamis (23/11) dilaksanakan di Islamic Center NTB. Sedangkan sidang-sidang komisi diselenggarakan di empat pesantren, Pesantren Nurul Islam Mataram, Pesantren Darul Fallah Mataram, dan Pesantren Darul Hikmah Mataram, dan Pesantren Darul Qur’an Lombok Barat.
Berbagai persoalan krusial menyangkut masyarakat, bangsa, negara bakal dibahas oleh para Alim Ulama dalam forum Bahtsul Masail Waqi’iyah (problem terkini), Bahtsul Masail Maudluiyah (tematik), dan Bahtsul Masail Qanuniyah (perundang-undangan).
Bahtsul Masail Waqi’iyah membahas persoalan hukum investasi dana haji, frekuensi publik, izin usaha berpotensi mafsadah (kerusakan), melontar jumrah aiyamut tasyriq qablal fajri, serta status anak dan hak anak lahir di luar perkawinan.
Sedangkan Bahtsul Masail Maudluiyah membahas konsep taqrir jama’i, konsep ilhaqul masail binazhairiha, fiqih disabilitas, ujaran kebencian (hate speech), konsep amil dalam negara modern menurut pandangan fiqih, dan redistribusi lahan.
Adapun Bahtsul Masail Qanuniyah membahas tata regulasi penggunaan frekuensi, RUU Komunikasi Publik, RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pesantren, dan RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). (Fathoni/NU Online)
0 Response to "Subhanallah ! Megahnya Islamic Center Lombok, Lokasi Pembukaan Munas dan Konbes NU"
Posting Komentar