MusliModerat.net - Ketua Presidium Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan, pihaknya belum mau membubarkan diri meskipun dua harapannya sudah tercapai. Usulan menjadi organisasi kemasyarakatan (Ormas) pun ditolak. PA 212 tetap ingin jadi parlemen jalanan yang mengontrol Pemerintah.
"Ormas sudah banyak, biarkan kami menjadi parlemen jalanan untuk mengontrol penguasa," ucap Slamet, kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Senin (27/11).
Dua harapan yang sudah tercapai itu adalah kalahnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, dan dihukumnya Ahok dengan delik penodaan agama.
Menurut Slamet, penahanan Ahok tak berarti upaya tekanan terhadap umat Islam hilang. Sebaliknya, kata dia, masih ada kriminalisasi terhadap ulama dan gejala ketakutan terhadap Islam.
"Penodaan agama dan kriminalisasi ulama masih terus berlangsung bahkan gejala Islamophobia kian menguat," kata Slamet.
Lantaran itu, Slamet menganggap upaya untuk mempertahankan PA 212 masih relevan. Namun, bentuknya bukan dengan mendaftarkan PA 212 sebagai Ormas. Ia menganggap, bentuk PA 212 saat ini merupakan hasil gabungan dari sejumlah Ormas Islam. Dengan format seperti itu, PA 212 dinilainya akan lebih leluasa dalam menggalang kekuatan.
Ke depannya, lanjut Slamet, PA 212 akan terus mengawasi pihak-pihak yang berusaha menodai Islam. Hal ini dilakukan demi kebaikan Indonesia itu sendiri. "Menjadikan NKRI yang lebih baik dengan mengharap ridho Ilahi," tandasnya. (arh)
Sumber: CNNindonesia.com
"Ormas sudah banyak, biarkan kami menjadi parlemen jalanan untuk mengontrol penguasa," ucap Slamet, kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Senin (27/11).
Dua harapan yang sudah tercapai itu adalah kalahnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, dan dihukumnya Ahok dengan delik penodaan agama.
Menurut Slamet, penahanan Ahok tak berarti upaya tekanan terhadap umat Islam hilang. Sebaliknya, kata dia, masih ada kriminalisasi terhadap ulama dan gejala ketakutan terhadap Islam.
"Penodaan agama dan kriminalisasi ulama masih terus berlangsung bahkan gejala Islamophobia kian menguat," kata Slamet.
Lantaran itu, Slamet menganggap upaya untuk mempertahankan PA 212 masih relevan. Namun, bentuknya bukan dengan mendaftarkan PA 212 sebagai Ormas. Ia menganggap, bentuk PA 212 saat ini merupakan hasil gabungan dari sejumlah Ormas Islam. Dengan format seperti itu, PA 212 dinilainya akan lebih leluasa dalam menggalang kekuatan.
Ke depannya, lanjut Slamet, PA 212 akan terus mengawasi pihak-pihak yang berusaha menodai Islam. Hal ini dilakukan demi kebaikan Indonesia itu sendiri. "Menjadikan NKRI yang lebih baik dengan mengharap ridho Ilahi," tandasnya. (arh)
Sumber: CNNindonesia.com
0 Response to "Rajin Aksi Berjilid, Alumni 212 Ingin Jadi Parlemen Jalanan yang Mengontrol Penguasa"
Posting Komentar