ULAMA NUSANTARA










1. Syekh ahmad khotib sambas (penyatu thoriqoh qodiriyah wannaqsyabandiah) berasal pontianak kalbar
2. Syekh Nawawi albantani sayyidul ulama hijaz berasal tanara banten
3. Syekh abdul karim banten berasal dari tanara banten
4. Syekh ahmad asnawi berasal labuan banten
5. Syekh m hasan armin (abuya mama armin) berasal cibuntu pandeglang banten
6. Syekh kholil bangkalan berasal dari madura
7. Syekh Hasyim asy'ari berasal dari jombang
  Dan masih banyak ulama ulama lainnya yang jelas ulama kita lebih hebat dan patut kita banggakan
 
KH. M. Abdul Ghufron Al Banta
ULAMA NUSANTARA
Oleh: K. H. M. Abdul Ghufron Al-Banteni

بِسْمِ اللّٟهِ الرَّحْمٟنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh;
Salam sejahtera,
Rahayu,

Ulama Nusantara benar-benar mengabdi kepada Allah SWT, mereka sungguh-sungguh cinta kepada Allah SWT, Rosulnya dan umat. Bahwa Rosululloh SAW benar-benar menjadi panutan seluruh umat manusia. Ulama-ulama Nusantara yang ada di tanah Jawa benar-benar berjuang Lillahita’ala demi menyelamatkan seluruh umat Nusantara, mereka berjuang tohpati jiwa dan raga. Dengan tirakat mereka benar-benar berjuang untuk menyelamatkan ketauhidan. Para Ulama bersama para Umaro bekerjasama mendirikan Pondok-pondok Pesantren di Nusantara, tujuannya hanya satu yaitu untuk menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia. Mereka benar-benar mengabdi untuk umat menjalankan keyakinan sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. dan Rosululloh SAW.

وما  قال  ان  رحمة   وحاف وما  قال  ان  رحمة  الله  سبحان  الله  علماء  علماء  وماشيذ  ان  رحمة  امتي  لاش ياما  رحمة  اسلام وما قال ان  رحمة  نوسانتارا ان كلمات توحيد  و ما   قال  رحمة  وحاش  سبحان الله  ربنا  قال  ان رحمة  للعالمين  بسم الله  الرحمن  الرحيم  ماقال الله  سبحان الله  يا رسول  الله  صلى  الله  عليه  وسلم  ﴿كلام  الشيج محمد عبد  الغفران﴾

Kita sebagai Ulama, betul-betul harus bisa menyelamatkan dunia dan akherat. Ulama sebagai pemimpin umat harus siap menjadi penerus perjuangan Rosulullah SAW. Pada jaman para Nabi, para Rosul, para Imam, para Wali-walinya Allah, mereka berjuang benar-benar tidak meminta upah berupa apapun. Seluruh Pondok Pesantren yang ada di Nusantara harus benar-benar bisa bersatu sesuai dengan tuntunan Rosulullah SAW. Jangan sampai menyakiti sesama umat manusia dan agama-agama lain, kita harus benar-benar bisa bersatu, apalagi tentang kebangsaan maupun lintas agama, karena bangsa ini memiliki suku-suku dan budaya yang beragam. Ulama tetap harus bisa menjadi penerus, penolong, pengobat dan harus bisa menyatukan segala macam perbedaan sesuai dengan pedoman Rasulullah SAW. Ingat di Indonesia adalah Negara yang ber Bhinneka Tunggal Ika, yang ber pancasila dan berketuhanan Yang Maha Esa.

Apakah manusia tidak berfikir, orang yang bertauhid itu benar-benar mempelajari dan memperdalam ilmu Tassawuf, mereka tidak boleh mencaci maki sesama manusia, karena semua manusia setara di mata Tuhan Yang Maha Esa dan semua manusia adalah ciptaan Allah SWT. Maka dari itu manusia harus menyadari karena ilmu-ilmu Allah SWT yang dipelajari oleh para ulam benar-benar bisa menyelamatkan seluruh umat manusia yang ada di seluruh dunia, salah satu contoh Ulama Nusantara adalah Syekh Nawawi Al-banteni yang terkenal dengan sebutan Ulama Hijaz dan Guru Besar kitab kuning atau Bapak Kitab Kuning. Karena berkat jasa beliau di Nusantara banyak melahirkan ulama-ulama berkaliber dunia. Kitab-kitab karangan beliau pun dapat memberi manfaat bagi seluruh umat di Nusantara bahkan di dunia. Apakah hal tersebut akan kita lupakan? kita harus ingat dengan sejarah para ulama Nusantara. Kita juga harus ingat bahwa para ulama Nusantara betul-betul Lillahita'ala (ahli akherat), bukan ulama ahli dunia, ahli berpolitik dan, ahli mempropaganda. Tapi ulama yang harus benar-benar bisa merangkul seluruh lapisan masyarakat, lintas agama, suku-suku dan kebudayaan. Ulama harus bisa menyelamatkan dunia akherat seluruh umat manusia di Nusantara dan dunia. Karena kalau ulama bertauhid, ulama Syariat, Hakikat, Ma’rifat, Khos, fana’ dan Jabar Qof. Subhanallah mereka tahu luar dalamnya ilmu. Barang siapa manusia yang mengetahui dirinya sendiri, pasti tahu kepada Tuhannya, akan tetapi manusia yang sudah menyakiti dirinya sendiri, menyakiti Tuhannya, menyakiti Rosulnya sama juga menyakiti seluruh rakyat Indonesia dan seluruh makhluk di bumi. Karena apa, seseorang yang disebut dengan sebutan Ulama tidak mungkin berat sebelah, karena seorang ulama harus bisa menyatukan seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan Al Qur’an, Hadist, Tafsir dan kitab-kitab lain. Untuk itu marilah kita belajar agama, belajar kitab, belajar tafsir, belajar Qur’an, dan isinya Qur’an, serta kandungan Qur’an. Agar tidak mudah dibodohi orang lain maupun bangsa lain.

Jaman sekarang banyak orang yang pintar tapi keblinger, banyak orang hafal Qur’an tapi ternyata digunakan untuk membohongi diri sendiri. Apakah itu pelajaran Rasulullah? apakah itu pedoman dari Allah? Bukan, akan tetapi itu hanyalah nafsu belaka. Oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat Indonesia, ingatlah ulama-ulama Nusantara mereka benar-benar tidak ada niatan sedikitpun untuk menghancurkan sesama manusia, mengharamkan ini dan itu. Tetapi mereka selalu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan antar sesama manusia. Meluruskan Pancasila sesuai dengan cita-cita luhur Bangsa Indonesia, dan sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika dari Sabang sampai Merauke.

Kalau memang benar-benar Ulama Musafir dan mengetahui sejarah ulama, tidak mungkin menyakiti sesama manusia. Ulama gudangnya difitnah, dihina, dicaci bahkan dimaki. Tetapi ulama tetap hanya punya satu yaitu Allah SWT, Ulama punya Tuhan, punya Rasa, punya Jiwa, dan semua dipasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ingat, manusia yang ada di dunia, biarpun agama manapun, jangan sampai kita menyakiti agama-agama lain. Kita tetap bersatu karena urusan neraka dan surga itu urusan Allah SWT tergantung sifat-sifat manusianya itu sendiri, apakah itu manusia serakah ataukah manusia sombong ataupun takabur. Semua kita kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu kita harus menyadari, kita sebagai manusia biasa harus benar-benar bisa menyelamatkan dunia ahirat. Sebagai seorang pemimpin, ulama harus siap dan bersedia mengorbankan jiwa dan raga demi umat, untuk menyelamatkan umat di dunia maupun di akhirat. Karena nanti, ulama sebagai pemimpin umat akan dimintai pertangungjawaban oleh Allah SWT. Oleh karena itu ilmu itu di pakai untuk apa di dunia ini, berfikirlah! bahwa ilmu itu bukan beli, tapi ilmu hanya bisa ditirakati betul-betul untuk cinta kepada umat. Ulama harus betul-betul cinta kepada umat, harus betul-betul merangkul sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Manusia harus ingat kepada Allah SWT, karena kita adalah manusia biasa.

ماقال  ان رحمة  وماشي  ما  دنيا  والأخرة  وما قال  في  ما  الله  سبحان  الله  ربنا  قال  رحمة  للعالمين ﴿كلام  الشيج محمد عبد  الغفران﴾

Bersandarlah!, mari kita bersama-sama menyelamatkan dan mendo’akan, agar semua bisa selamat dunia akherat. Berdo’alah menurut agama dan keyakinan masing-masing, karena di Pancasila sudah jelas, yaitu pada Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Mari kita berdo’a bersama mudah-mudahan Indonesia dan seluruh dunia mendapat Rahmat, Hidayah, Barokah Selamat dunia ahirat.

Pondok pesantren UNIQ ini benar-benar menjalankan tuntunan ulama karena Allah lilahita’ala. Kita sebagai manusia biasa harus saling tolong-menolong, saling mendoakan mudah-mudahan umat manusia yang ada di dunia ini mudah-mudahan suatu barokah hidayah selamat dunia dan akherat. Kita perlu mendoakan yang sudah meninggal di seluruh Indonesia dan seluruh dunia, karena manusia tidak pernah luput dari khilaf dan dosa. Makanya kita harus mengingati, karena kita semua akan kembali kepada Allah SWT, mudah-mudahan Allah SWT membukakan pintu Rahmat serta Hidayah-Nya.

Ulama secara bahasa adalah orang yang berilmu atau yang mempunyai pengetahuan, secara istilah Ulama adalah orang yang mempunyai ilmu dan mampu mengamalkannya dengan penuh ketulusan ikhlas karena Allah SWT semata. Ulama seperti yang di katakan oleh Imam Ghozali terbagi dua bagian;

1. Ulama dunia (Ulama Su’), Ulama yang buruk
2. Ulama akhirat (Ulama Umana), Ulama yang beramanah

Adapun Ulama Dunia adalah ulama yang menjual ayat ayat  Allah SWT, dan mementingkan urusan dunia dan tidak beramanah. Maka berhati-hatilah dengan Ulama dunia dan jauhilah. Selain daripada itu tanda-tanda ulama dunia adalah orang yang merasa hebat daripada orang lain, menyebar fitnah, kebencian, permusuhan, memecah belah umat dan lebih mementingkan urusan pribadi daripada Umat, yang demikian itu adalah orang yang pertama kali dimasukan ke dalam api neraka dan menjadi keraknya api neraka.

Anas bin Malik Ra. menuturkan sebuah hadist:
“Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama su’ mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah SWT tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu”. (HR al-Hakim)

Adapun Ulama Akhirat adalah Ulama yang beramanah yang lebih mementingkan umat daripada dirinya sendiri, tidak menjual ayat-ayat Allah SWT, dan bisa membawa umat manusia dari lima hal menuju lima hal seperti dalam kitab Ihya Ulumuddin yang dikarang oleh Imam Al Ghozali yang mengutip dari hadits Nabi:
Artinya: “jangan sekali-kali bergaul dengan para Ulama, kecuali seorang ulama yang bisa membawa manusia dari lima hal menuju lima hal yang lain, antara lain;
1. Dari keraguan menuju keyakinan
2. Dari sifat riya menuju sifat ikhlas
3. Dari sifat sombong menuju tawadlu’
4. Dari cinta dunia menuju zuhud
5. Dari permusuhan menuju perdamaian (nasehat), persatuan”

Dari penjelasan di atas kita bisa mengetahui pemimpin/Ulama mana yang harus kita ikuti, lebih-lebih dalam urusan akherat (ibadah, ubuddiyah, abudah). Karena sesungguhnya Ulama akherat sudah dijelaskan di dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Artinya: “Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Q.S. Fathir: 28)

Salam Jiwa Ulama Nusantara
Salam Jiwa Umaro
Salam Jiwa Rakyat-rakyat
Salam Jiwa Suku-suku
Salam Jiwa Budaya
Salam Jiwa Tokoh-tokoh agama
Salam Jiwa Bhinneka Tunggal Ika
Salam Jiwa Indonesia
Salam Jiwa NKRI
Salam Jiwa Pancasila
Salam Jiwa Merah Putih
Salam Jiwa Angkatan Darat
Salam Jiwa Angkatan Udara
Salam Jiwa Angkatan Laut
Salam Jiwa Polisi
Salam Jiwa Lintas Agama
Salam Jiwa Rindu Ghufron



Malang, Minggu, 25 Juni 2017
Pukul, 19.31 WIB

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ULAMA NUSANTARA"

Posting Komentar