ilustrasi |
Tren elektabilitas capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf menunjukkan penurunan. Hal itu berdasarkan 12 hasil survei yang dianalisis oleh PARA Syndicate, baru-baru ini.
12 hasil survei itu berasal dari lembaga-lembaga seperti, Alvara, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Y-Publica, Indikator, SMRC, Populi Center, Litbang Kompas, dan Median.
Sebaliknya, tren elektabilitas capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru mengalami kenaikan.
Menurut jurnalis senior Hersubeno Arif, fenomena menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf juga sangat terasa di lapangan. Beberapa acara dan kampanye yang dihadiri Jokowi sepi peserta. Sejumlah acara yang ramai umumnya karena adanya pengerahan massa oleh sejumlah dinas pemerintah, aparat kecamatan sampai kelurahan.
Lebih lanjut ia mengatakan, terus menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf membuat tim sukses Jokowi mulai saling menyalahkan.
Erick Thohir Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf menyebut stagnannya, "bukan turun" elektabilitas petahana, karena Ma’ruf Amin belum banyak turun ke lapangan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Luhut Panjaitan."Ya belum turun. Tapi nanti, begitu beliau turun, saya kira banyak pengaruhnya.”
Sedangkan Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, berpendapat turunnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf karena kubu Jokowi sangat sibuk dalam mengklarifikasi berbagai macam gimmick yang biasa dilakukan tim lawan.
"Mengklarifikasi fitnah dan hoaks tepatnya," kata Raja Juli sembari mencontohkan santernya hoaks kenaikan harga bahan pokok. [Ibnu K/Tarbiyah]
0 Response to "Elektabilitas Turun, Kubu Jokowi-Ma’ruf Saling Menyalahkan"
Posting Komentar