Sejarah Penamaan Muhammad bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

“Aku ingin agar Allah memujinya di langit, dan ia dipuji makhluk-makhluk-Nya di bumi.” (HR. al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwah, Juz 1 hal. 113)

Kembali melanjutkan pembahasan Matan Safinah an-Najah karya asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah. Kali ini kita akan membahas secara ringkas riwayat sejarah penamaan Muhammad bagi Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diriwayatkan oleh al-Imam Ibnu Ishaq dan Imam al-Baihaqi rahimahumallah, dikisahkan bahwa ketika ibunda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Aminah mengandung, beliau didatangi oleh seseorang yang kemudian berkata kepadanya:

فَإِذَا وَقَعَ فَسَمِّيهِ مُحَمَّدًا ، فَإِنَّ اسْمَهُ فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيلِ : أَحْمَدُ ، يَحْمَدُهُ أَهْلُ السَّمَاءِ وَأَهْلُ الأَرْضِ ، وَاسْمُهُ فِي الْفُرْقَانِ : مُحَمَّدٌ فَسَمَّتْهُ بِذَلِكَ .

“Jika anak ini telah lahir maka berilah namanya Muhammad, karena sesungguhnya namanya di dalam Taurat dan Injil adalah Ahmad, semoga karena hal itu dia akan dipuji oleh seluruh penduduk langit dan penduduk bumi, dan namanya di dalam al-Furqan adalah Muhammad, maka berilah nama dengan Muhammad.”[1]

Mendengar hal tersebut, Aminah kemudian menemui Abdul Muthalib dan menceritakan kisahnya. Kemudian ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir, Abdul Muthalib kemudian memberinya nama Muhammad ketika beliau mengadakan aqiqah dimana para pembesar suku Quraisy hadir dalam aqiqah tersebut. Ketika para pembesar suku Quraisy menanyakan mengapa Abdul Muthalib memberikan nama Muhammad dan tidak menberikan nama dengan nama nenek moyang suku Quraisy, maka Abdul Muthalib menjawab:

أَرَدْتُ أَنْ يَحْمَدَهُ اللَّهُ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ ، وَخَلْقُهُ فِي الأَرْضِ .

“Aku ingin agar Allah memujinya di langit, dan ia dipuji makhluk-makhluk-Nya di bumi.”[2]

Dan terwujudlah harapan Abdul Muthalib karena cucu beliau yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi manusia termulia yang dipuji oleh penduduk langit dan bumi.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] HR. Ibnu Ishaq dalam as-Sirah an-Nabawiyah, hal. 97 dan al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwah, Juz 1 hal. 82-83
[2] HR. al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwah, Juz 1 hal. 113


Referensi

  • al-Imam Abu Bakar Ahmad bin Husain al-Baihaqi. Dalail an-Nubuwwah wa Ma’rifah Akhwal Shahib asy-Syari’ah. 1408 H. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beirut.
  • al-Imam Muhammad bin Ishaq bin Yasar al-Madani. as-Sirah an-Nabawiyyah. 1424 H. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beirut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Penamaan Muhammad bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam"

Posting Komentar