ULAMA NASIONAL NKRI



ULAMA NASIONAL NKRI
Oleh: KH. M. Abdul Ghufron Al-Banteni

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Salam sejahtera
Rahayu


 Kita Bangsa Indonesia harus mengingati, bahwa ulama-ulama Nusantara siap dan bersedia menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia. Ulama juga harus saling menjaga persatuan dan kesatuan. Ulama-ulama juga harus bisa menjalankan sesuai dengan sejarah para ‘alim Ulama Nusantara, serta benar-benar bersatu dari Sabang sampai Merauke. Kita sebagai bangsa Indonesia harus bisa menjaga dan menyelamatkan rasa jiwa raga kita untuk keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat-rakyat Indonesia harus benar-benar Lillahi Ta’ala untuk menyelamatkan rasa jiwa dan raga demi tegaknya Pancasila, Merah Putih dan, NKRI.
 Pondok Pesantren UNIQ selalu berjuang untuk menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia, dan selalu bersedia untuk menjaga kebersamaan dari Sabang sampai Merauke. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi dan selalu menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia. Saya (KH. M. Abdul Ghufron al-Banteni) yakin seyakin-yakinnya bahwa Indonesia bisa kembali bersatu dalam kebersamaan dari Sabang sampai Merauke. Mudah-mudahan seluruh lapisan masyarakat berd’oa bersama sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
 Ada orang yang menyatakan Nasionalisme atau cinta tanah air tidak ada dalilnya. Hadits Hubbul Wathoni Minal Iman atau Cinta Tanah Air sebagian dari Iman itu hadits Maudhu'/Palsu katanya.
 Padahal meski dokumentasi sanadnya tidak rapi, isinya itu benar. Sejalan dengan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits lainnya. Banyak ayat-ayat Al Qur'an yang menganjurkan kita untuk mencintai tanah air atau negeri kita. Bahkan Nabi Ibrahim di Al Qur'an berdoa kepada Allah untuk memberkahi negeri yang didiaminya. Apa enaknya jika tanah air yang kita diami itu rusak dan penuh peperangan?
Artinya:"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa.." (Al Baqarah 126)
Artinya:"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala." (Ibrahim 35)
 Nabi senantiasa mencintai negeri yang didiaminya. Sebab jika negerinya rusak, penduduknya juga yang akan menderita. Apa enaknya jika negeri kita sungainya tercemar hingga airnya tak bisa diminum dan udaranya kotor sehingga sulit bernafas dengan baik?
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُخْرِجَ مِنْ مَكَّةَ : اِنِّي لَأُخْرَجُ مِنْكِ وَاِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكِ أَحَبُّ بِلَادِ اللّهِ اِلَيْهِ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللّهِ وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكَ أَخْرَجُوْنِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ مِنْكِ   (مسند الحارث . زوائد الهيثمي )
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa saat Nabi diusir dari Makkah beliau berkata: Sungguh aku diusir dariMu (Makkah). Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah Negara yang paling dicintai dan dimuliakan oleh Allah. Andai pendudukmu (Kafir Quraisy) tidak mengusirku dari mu, maka aku takkan meninggalkanmu (Makkah)” (Musnad al-Haris, oleh al-Hafidz al-Haitsami 1/460)
Dan ketika Nabi pertama sampai di Madinah beliau berdoa lebih dahsyat:
قَالَ رَسُولُ اللّهِ  صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللّٰهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ  أَوْ أَشَدُّ (صحيح البخارى )
“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah” (HR. al-Bukhari 7/161)
 Lihat bagaimana Allah memuliakan Tanah Air atau negeri sehingga menjadikannya sebagai nama satu surah: Al Balad (Negeri). Tentunya meski di situ adalah Mekkah, bukan sekedar Mekkah saja. Hendaknya negeri yang diberkahi Allah juga negeri tempat kita tinggal.
 Mudah-mudahan Pondok Pesantren UNIQ mengajak menyatukan dari Sabang sampai merauke, mudah-mudahan menjadi Barokah selamat dunia akhirat, kita sebagai umat juga harus bisa mengayomi dan menyatukan, saya yakin Indonesia bisa bersatu kembali sesuai dengan Pancasila merah putih NKRI.











1. Syekh Ahmad Khotib Sambas (penyatu Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiah) Pontianak-KALBAR
2. Syekh Nawawi Al Bantani (Sayyidul Ulama Hijaz) Tanara-Banten
3. Syekh Abdul Karim Al Bantani. Tanara-Banten
4. Syekh Ahmad Asnawi. Caringin, Labuan-Banten
5. Syekh M. Hasan Armin (Abuya Mama Armin) Cibuntu, Pandeglang-Banten
6. Syaikhona Kholil bin Abdul Latif. Bangkalan-Madura
7. Syekh Hasyim asy'ari. Jombang-JATIM

  Dan masih banyak ulama ulama lainnya yang jelas ulama kita lebih hebat dan patut kita banggakan.

Salam Jiwa Ulama Nusantara
Salam Jiwa Umaro
Salam Jiwa Rakyat-rakyat
Salam Jiwa Suku-suku
Salam Jiwa Budaya
Salam Jiwa Tokoh-tokoh agama
Salam Jiwa Bhinneka Tunggal Ika
Salam Jiwa Indonesia
Salam Jiwa NKRI
Salam Jiwa Pancasila
Salam Jiwa Merah Putih
Salam Jiwa Angkatan Darat
Salam Jiwa Angkatan Udara
Salam Jiwa Angkatan Laut
Salam Jiwa Polisi
Salam Jiwa Lintas Agama
Salam Jiwa Rindu Ghufron
Malang, Kamis, 21 Januari 2018

Pukul, 19.45 WIB

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ULAMA NASIONAL NKRI"

Posting Komentar