“Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oieh mereka itu. Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (tentang hukum yang lebih tepat); dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya.” (QS. al-Anbiya' [21] : 78-79)
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam adalah seorang nabi dan rasul juga sebagai seorang raja bagi kaum Bani Israil. Beliau adalah putra dari Nabi Dawud ‘alaihis salam. Nasab beliau adalah Sulaiman bin Dawud bin Aisya bin Awid dari keturunan Yahudza bin Yaqub. Beliau hidup sekitar tahun 975 SM hingga 935 SM dan diangkat menjadi nabi dan rasul pada tahun 970 SM. Sejak Nabi Sulaiman ‘alaihis salam masih kanak-kanak, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam diangkat menjadi raja setelah ayahanda beliau yaitu Nabi Dawud ‘alaihis salam wafat. Beliau diberikan kekuasaan oleh Allah subhanahu wa ta’ala tidak hanya kepada manusia, namun juga kepada para hewan dan juga bangsa jin. Beliau dapat memahami bahasa semua makhluk tersebut atas izin Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’alapun memberikan kenikmatan yang sangat besar kepada beliau berupa kekayaan yang melimpah. Karena hal tersebut, istana beliau sangatlah indah. Dibangun dengan gotong royong antara manusia, hewan dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara, intan dan berlian. Bahkan diriwayatkan lantai istana beliau sangat mengkilap sehingga nampak bening sehingga tampak seperti sungai yang mengalir.
Ketika Nabi Dawud ‘alaihis salam menduduki tahta kerajaan Israil, Nabi Sulaiman ‘alaihis salamselalu mendampinginya dalam setiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan persengketaan yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut memang sengaja dilakukan oleh ayahanda beliau sebagai bentuk pelatihan serta menyiapkan beliau sebagai putra mahkota yang akan menggantikan Nabi Dawud ‘alaihis salamkelak untuk memimpin kerajaan Israil setelah Nabi Dawud ‘alaihis salam wafat.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan Nabi Sulaiman ‘alaihis salamadalah ketika terjadi pada salah satu sidang peradilan yang beliau turut menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Dawud ‘alaihis salam mengadili perkara sengketa mereka. Kisah tersebut diabadikan di dalam al-Qur’an. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَدَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِي الْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ الْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oieh mereka itu. Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (tentang hukum yang lebih tepat); dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya.” (QS. al-Anbiya' [21] : 78-79)
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma menriwayatkan bahwa suatu ketika Nabi Dawud ‘alaihis salamdidatangi oleh seorang lelaki pemilik kebun bersama seorang lelaki lain untuk mengadu.
la bercerita, “Tuanku, kambing lelaki ini telah merusak kebun hamba di malam hari dan memakan semua buah anggur yang ada di dalamnya. Hamba datang kepada Tuanku untuk meminta ganti rugi kepada orang ini.”
Nabi Dawud ‘alaihis salam bertanya kepada pemilik kambing, “Apakah benar kambing-kambingmu telah memakan tanaman yang ada di kebun orang itu?”
“Benar, Tuanku,” jawabnya.
Mengetahui perkaranya, Nabi Dawud ‘alaihis salam kemudian memutuskan agar si pemilik kambing menyerahkan seluruh kambingnya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi atas tanaman yang telah dimakan ternak-ternaknya.
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam yang saat itu sedang bersama ayahnya ikut memberi pendapat, “Saya memiliki pendapat lain, Ayah.”
“Silakan,” ujar ayahnya.
“Aku berpendapat bagaimana jika pemilik kambing ini mengurus kebun orang ini untuk memperbaiki dan menanaminya kembali dengan pepohonan anggur sampai tumbuh seperti sediakala. Sementara itu, pemilik kebun ini dapat memanfaatkan kambing-kambing orang ini dengan mengambil bulunya dan memerah susunya. Kelak jika kebun orang ini telah pulih seperti sebelumnya, si pemilik kambing boleh mengambil kembali kambing-kambingnya dari pemilik kebun sekaligus pemilik kebun tersebut dapat memperoleh kebunnya kembali seperti sediakala.”
Nabi Dawud ‘alaihis salam mengangguk tanda setuju seraya berkata, “Ini adalah keputusan yang sangat bijak, Sulaiman. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kebijaksanaan ini kepadamu. Engkau benar-benar Sulaiman yang bijaksana.”
Keputusan yang diusulkan oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis salam itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut juga oleh orang-orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Nabi Sulaiman ‘alaihis salam yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman ‘alaihis salam yang penuh dengan mukjizat kenabian dan karunia Allah subhanahu wa ta’ala yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Dawud ‘alaihis salam.
Kisah Wanita yang Dizhalimi
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam Menjadi Raja Bani Israil
Interaksi Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dengan Bangsa Jin dan Hewan
Kisah Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dan Bilqis Ratu Saba
Sang Pencuri Angsa
Kisah Wafanya Nabi Sulaiman ‘alaihis salam
0 Response to "Keadilan Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam kepada Pemilik Kebun dan Kambing"
Posting Komentar