MusliModerat.net - Klaim merasa paling benar dalam beragama tak kunjung padam, bahkan semakin memprihatinkan. Hari ini masih viral di media sosial video teriakan ‘turun’ sebagian umat Islam kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat pidato di panggung Aksi Bela Palestina di Monas Jakarta.
Video itu sengaja ‘digoreng’ untuk merusak nama baik Menteri Agama. Tetapi, bagi Menag Lukman Hakim Saifuddin itulah bagian yang harus ditata bersama. “Mari bersosial media untuk menjaga dan mengembangkan hubungan persaudaraan kita. Bukan untuk memutuskan. Apalagi saling merendahkan antarsesama,” demikian cuitan Menag di twitternya sejak kemarin yang terbaca duta.co Selasa (19/12/2017).
Macam-macam cara orang ‘menggorengnya’. Ada orang yang menyebut diri Dian Triasmaya Pamudji. Petuahnya menyebar ke mana-mana. “Pak Menag, Maafkan mereka yang menyoraki bapak saat bapak memberikan orasi. Maafkan mereka pak,” katanya.
Kalimat Dian juga merasa paling benar. “Apapun alasan Bapak sampai akhirnya datang ke Monas. Saya senang bapak hadir di Monas. Selamat bergabung dengan kelompok radikal. Dan bapak taukan, hampir 100% yang hadir di Monas, mereka yang tergabung dalam ABI (Aksi Bela Islam red.) Kelompok yang selalu dikatakan radikal dengan simbol Wiro sablengnya 212 Dan bapak saat ini ada di sana,” tulisnya.
Dian menutup dengan kalimat, “Selamat gabung dan menjadi bagian kelompok radikal Dan nikmatilah keradikalan mereka yang konon menginjak rumputpun juga enggan mereka lakukan.”
Catatan miring Dian Triasmaya Pamudji ini menuai banyak tanggapan. “Inilah bukti agama sudah menjadi berhala. Agama sudah kehilangan Tuhan. Akhirnya merasa paling benar. Agama dijadikan senjata untuk menghancurkan orang lain yang tidak sepaham, padahal itu bertentangan dengan perintah Tuhan. Ironis! Mereka perlu mendengar taushiyah Gus Mus (KH Mustofa Bisri red.),” demikian komentar yang lain.
Masalah ini juga menyita perhatian Ketua PCI NU Australia Nadirsyah Hosen. Gus Nadir menanggapi tuduhan miring dan memuji sikap Menag karena tetap saja mendoakan pembencinya meskipun disorak beberapa peserta aksi.
Pernyaan Gus Nadir ini disampaikan melalui akun Twitternya Nadisyah Hosen di hari yang sama. Dia mengatakan, Menag Lukman adalah orang yang penuh komitmen melayani umat atas dasar persaudaraan Islam.
“Diteriaki saat orasi, mas menteri @lukmansaifuddin tentu tdk butuh support kita. Beliau penuh komitmen melayani umat atas dasar persaudaraan Islam, kebangsaan & kemanusiaan. Beliau maklum, malah mendoakan secuil umat yg teriak2 itu. Thd mrk yg tdk sopan, beliau tetap santun,” tulis Gus Nadir.
Hingga Selasa (19/12/2017) cuitan Gus Nadir sudah dikomentari dan dilike ribuan orang. Banyak sekali akun yang mendukung pernyataan Gus Nadir dan menyayangkan sikap peserta aksi.
Nadif misalnya, menilai orang-orang yang selalu berteriak atas nama agama tapi suka mencaci orang yang beda pemahaman. “Mereka berteriak atas nama agama tapi selalu mencaci maki orang yg beda pemahaman. Meski satu akidah,” tulis Nadif.
Akun M Anin berkomentar serupa. Dia menyesalkan karena mereka tak memiliki akhlakul karimah. Hal itu menurutnya berbahaya. Anin juga berterima kasih atas cuitan Gus Nadir.
Atas semua itu, Menang berkomentar pendek. “Pak Kiai, hemat saya, mereka bukannya tidak sopan, tapi mungkin karena diliputi “kejengkelan” akibat adanya kesalahpahaman. Mohon maaf, terima kasih atas apresiasi dan doanya,” tulis Menag Lukman. (mky/duta.co)
Video itu sengaja ‘digoreng’ untuk merusak nama baik Menteri Agama. Tetapi, bagi Menag Lukman Hakim Saifuddin itulah bagian yang harus ditata bersama. “Mari bersosial media untuk menjaga dan mengembangkan hubungan persaudaraan kita. Bukan untuk memutuskan. Apalagi saling merendahkan antarsesama,” demikian cuitan Menag di twitternya sejak kemarin yang terbaca duta.co Selasa (19/12/2017).
Macam-macam cara orang ‘menggorengnya’. Ada orang yang menyebut diri Dian Triasmaya Pamudji. Petuahnya menyebar ke mana-mana. “Pak Menag, Maafkan mereka yang menyoraki bapak saat bapak memberikan orasi. Maafkan mereka pak,” katanya.
Kalimat Dian juga merasa paling benar. “Apapun alasan Bapak sampai akhirnya datang ke Monas. Saya senang bapak hadir di Monas. Selamat bergabung dengan kelompok radikal. Dan bapak taukan, hampir 100% yang hadir di Monas, mereka yang tergabung dalam ABI (Aksi Bela Islam red.) Kelompok yang selalu dikatakan radikal dengan simbol Wiro sablengnya 212 Dan bapak saat ini ada di sana,” tulisnya.
Dian menutup dengan kalimat, “Selamat gabung dan menjadi bagian kelompok radikal Dan nikmatilah keradikalan mereka yang konon menginjak rumputpun juga enggan mereka lakukan.”
Catatan miring Dian Triasmaya Pamudji ini menuai banyak tanggapan. “Inilah bukti agama sudah menjadi berhala. Agama sudah kehilangan Tuhan. Akhirnya merasa paling benar. Agama dijadikan senjata untuk menghancurkan orang lain yang tidak sepaham, padahal itu bertentangan dengan perintah Tuhan. Ironis! Mereka perlu mendengar taushiyah Gus Mus (KH Mustofa Bisri red.),” demikian komentar yang lain.
Masalah ini juga menyita perhatian Ketua PCI NU Australia Nadirsyah Hosen. Gus Nadir menanggapi tuduhan miring dan memuji sikap Menag karena tetap saja mendoakan pembencinya meskipun disorak beberapa peserta aksi.
Pernyaan Gus Nadir ini disampaikan melalui akun Twitternya Nadisyah Hosen di hari yang sama. Dia mengatakan, Menag Lukman adalah orang yang penuh komitmen melayani umat atas dasar persaudaraan Islam.
“Diteriaki saat orasi, mas menteri @lukmansaifuddin tentu tdk butuh support kita. Beliau penuh komitmen melayani umat atas dasar persaudaraan Islam, kebangsaan & kemanusiaan. Beliau maklum, malah mendoakan secuil umat yg teriak2 itu. Thd mrk yg tdk sopan, beliau tetap santun,” tulis Gus Nadir.
Hingga Selasa (19/12/2017) cuitan Gus Nadir sudah dikomentari dan dilike ribuan orang. Banyak sekali akun yang mendukung pernyataan Gus Nadir dan menyayangkan sikap peserta aksi.
Nadif misalnya, menilai orang-orang yang selalu berteriak atas nama agama tapi suka mencaci orang yang beda pemahaman. “Mereka berteriak atas nama agama tapi selalu mencaci maki orang yg beda pemahaman. Meski satu akidah,” tulis Nadif.
Akun M Anin berkomentar serupa. Dia menyesalkan karena mereka tak memiliki akhlakul karimah. Hal itu menurutnya berbahaya. Anin juga berterima kasih atas cuitan Gus Nadir.
Atas semua itu, Menang berkomentar pendek. “Pak Kiai, hemat saya, mereka bukannya tidak sopan, tapi mungkin karena diliputi “kejengkelan” akibat adanya kesalahpahaman. Mohon maaf, terima kasih atas apresiasi dan doanya,” tulis Menag Lukman. (mky/duta.co)
0 Response to "Beragama tapi tak Bertuhan, Seorang Ulama yang Juga Menteri Agama Dicaci Maki"
Posting Komentar