MusliModerat.net - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, apa pun etnisnya. Agama menjadi perekat keberagaman masyarakat.
"Agama menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keseharian masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa," kata Lukman dalam kegiatan Pembinaan Peningkatan Kerukunan Umat Beragama yang dihadiri seluruh tokoh agama di Gorontalo, di asrama haji Gorontalo, Kamis (12/10/2017).
"Pancasila yang kita kenal, hakekatnya adalah nilai-nilai agama, semua agama memiliki ajaran terkait substansi dan esensi Pancasila," tambahnya.
Lukman mengungkapkan, semua agama pun mengajarkan agar manusia menebarkan kemaslahatan, rahmat dan kedamaian bagi sesama serta cinta kasih.
"Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kita untuk saling menafikan satu sama lain, saling merendahkan dan saling menumpahkan darah," ungkapnya.
Jika ada konflik yang mengatasnamakan agama, lanjut dia, tentunya agama hanya dijadikan alat dari kepentingan yang sesungguhnya dari adanya konflik-konflik itu.
"Kepentingan yang ada pada mereka yang berkonflik, kemudian agama dijadikan alat pembenaran," tuturnya.
Oleh karena itu, menurut Lukman, seluruh masyarakat, mulai dari tokoh agama, pimpinan organisasi masyarakat keagamaan, Kementerian Agama dan warga sendiri bertugas mengembalikan substansi dan esensi agama pada kedudukan yang sesungguhnya.
"Saya memberikan apresiasi kepada tokoh agama, dan Kementerian Agama membangun dan menyediakan berbagai sarana dan fasilitas agar kehidupan agama mampu kembali kepada substansi ajaran agama," tutupnya.[kompas.com]
"Agama menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keseharian masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa," kata Lukman dalam kegiatan Pembinaan Peningkatan Kerukunan Umat Beragama yang dihadiri seluruh tokoh agama di Gorontalo, di asrama haji Gorontalo, Kamis (12/10/2017).
"Pancasila yang kita kenal, hakekatnya adalah nilai-nilai agama, semua agama memiliki ajaran terkait substansi dan esensi Pancasila," tambahnya.
Lukman mengungkapkan, semua agama pun mengajarkan agar manusia menebarkan kemaslahatan, rahmat dan kedamaian bagi sesama serta cinta kasih.
"Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kita untuk saling menafikan satu sama lain, saling merendahkan dan saling menumpahkan darah," ungkapnya.
Jika ada konflik yang mengatasnamakan agama, lanjut dia, tentunya agama hanya dijadikan alat dari kepentingan yang sesungguhnya dari adanya konflik-konflik itu.
"Kepentingan yang ada pada mereka yang berkonflik, kemudian agama dijadikan alat pembenaran," tuturnya.
Oleh karena itu, menurut Lukman, seluruh masyarakat, mulai dari tokoh agama, pimpinan organisasi masyarakat keagamaan, Kementerian Agama dan warga sendiri bertugas mengembalikan substansi dan esensi agama pada kedudukan yang sesungguhnya.
"Saya memberikan apresiasi kepada tokoh agama, dan Kementerian Agama membangun dan menyediakan berbagai sarana dan fasilitas agar kehidupan agama mampu kembali kepada substansi ajaran agama," tutupnya.[kompas.com]
0 Response to "Menag: Tak Satu Pun Agama Ajar Merendahkan Orang dan Menumpahkan Darah"
Posting Komentar