MusliModerat.net - Al-adab fauqa al-'ilm, atau al-adab quddima 'ala al-'ilm, dan kaidah lainnya namun memiliki makna sama; adab didahulukan atas ilmu. Sebab, kalau bukan orang yang berilmu yang memberi contoh adab/kesopanan/tata krama lalu untuk apa berilmu? Kalau orang awam yang justeru memiliki adab, bukankah yang berilmu seharusnya malu?
Sabqullisan (terpleset lidah), mungkin itu yang bisa kita upayakan untuk berhusnudzan. Tapi ini pun hanya bisa diterapkan di wilayah yang masih sifatnya "dzann" (dugaan), bukan yang qath'i atau sharih (pasti-jelas). Seperti menghina ciptaan Allah, "Buta mata!", "Hidung pesek!", "Wajah jelek!", adalah sesuatu yang tidak diperkenankan sama sekali.
Satu kalipun dalam ceramah Abah Habib Luthfi bin Yahya tak pernah kita dengar dari lisan beliau yang menyinggung apalagi menghina ciptaan Tuhan. Beliau baru satu contoh diantara para ulama NU yang selalu meneladankan kepada para santri-muridnya bukan hanya ilmu tapi juga adab yang terutama. Meskipun dalam suasana guyonan pun tak pernah menggunakan kalimat yang bernada menghina ciptaan Tuhan.
Al-adab fauqa al-'ilm akan sulit diterapkan bagi orang yang sedang mengidolakan tokoh idolanya meskipun telah jelas melakukan hal buruk tersebut. Namun terasa sangat ringan dilontarkan pada tokoh yang sedang ia benci. "Hinalah kemaksiatan tapi jangan hina orangnya," kata sufi bijak bestari.
Dishare dari Ki Syaroni Asyamfuri
Sabqullisan (terpleset lidah), mungkin itu yang bisa kita upayakan untuk berhusnudzan. Tapi ini pun hanya bisa diterapkan di wilayah yang masih sifatnya "dzann" (dugaan), bukan yang qath'i atau sharih (pasti-jelas). Seperti menghina ciptaan Allah, "Buta mata!", "Hidung pesek!", "Wajah jelek!", adalah sesuatu yang tidak diperkenankan sama sekali.
Satu kalipun dalam ceramah Abah Habib Luthfi bin Yahya tak pernah kita dengar dari lisan beliau yang menyinggung apalagi menghina ciptaan Tuhan. Beliau baru satu contoh diantara para ulama NU yang selalu meneladankan kepada para santri-muridnya bukan hanya ilmu tapi juga adab yang terutama. Meskipun dalam suasana guyonan pun tak pernah menggunakan kalimat yang bernada menghina ciptaan Tuhan.
Al-adab fauqa al-'ilm akan sulit diterapkan bagi orang yang sedang mengidolakan tokoh idolanya meskipun telah jelas melakukan hal buruk tersebut. Namun terasa sangat ringan dilontarkan pada tokoh yang sedang ia benci. "Hinalah kemaksiatan tapi jangan hina orangnya," kata sufi bijak bestari.
Dishare dari Ki Syaroni Asyamfuri
0 Response to "Cacian "Buta Mata dan Hidung Pesek" adalah Menghina Ciptaan Allah"
Posting Komentar