MusliModerat.net - Sebelum Bahtsul Masail Munas Alim Ulama dimulai, Syaikhuna KH. Mainum Zubair memberi amanat:
(1) Sekarang ini zaman NOW, bukan zaman Nabi, maka berdakwahlah dengan mengikuti zaman agar Islam tetap jaya sampai qiyamat.
(2) Jika ada pertentangan antara hukum Islam dan Undang-undang, maka sampaikan dengan baik kepada pemerintah tentang hukum Islam tersebut.
(3) Jangan frontal terhadap pemerintah, apalagi sampai memusuhi pemerintah meskipun sebagian produk UU tidak sesuai dgn Islam.
(4) Negara Indonesia bukan negara Islam murni, akan tetapi negara Nasionalis yang berasaskan Ketuhanan.
(Sumber Ustadz Fajar Abdul Bashir)
Dilihat dalam tradisi NU dari masa ke masa, semakin sepuh ulama NU semakin giat mengkampanyekan cinta tanah air. Mbah Maimoen Zubair, Mbah Sholeh Qosim, Kiai Makruf Amin, Abuya Muhtadi, Habib Luthfi, dan sebagainya.
NU bisa saja menjadi oposisi pemerintah, tapi dalam sejarahnya NU tidak pernah mengajak dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah.
Karena lahir dari rahim ulama Nusantara, setahu saya ada tiga organisasi yang mencantumkan kecintaan terhadap tanah airnya (wathan) dalam organisasinya: NU punya cikal bakal organisasi bernama Syubbanul Wathan yang marsnya saat ini menjadi lagu wajibnya NU selain Shalawat Badar. Demikian pula dengan Muhammadiyah yang punya pandu Hizbul Wathan. Sedangkan yang ketiga, Nahdlatul Wathan yang berbasis di Lombok. Bahkan, Tuan Guru Zainuddin Abdul Madjid, ulama besar pendiri Nahdlatul Wathan, bulan ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional. Ketiganya berakar dan beruratnadi di bumi Nusantara, tidak pernah menjadi organisasi waralaba internasional, dan tidak pernah berusaha merobohkan sebuah rumah bersama bernama NKRI.
Wallahu A'lam bisshawab
(1) Sekarang ini zaman NOW, bukan zaman Nabi, maka berdakwahlah dengan mengikuti zaman agar Islam tetap jaya sampai qiyamat.
(2) Jika ada pertentangan antara hukum Islam dan Undang-undang, maka sampaikan dengan baik kepada pemerintah tentang hukum Islam tersebut.
(3) Jangan frontal terhadap pemerintah, apalagi sampai memusuhi pemerintah meskipun sebagian produk UU tidak sesuai dgn Islam.
(4) Negara Indonesia bukan negara Islam murni, akan tetapi negara Nasionalis yang berasaskan Ketuhanan.
(Sumber Ustadz Fajar Abdul Bashir)
Dilihat dalam tradisi NU dari masa ke masa, semakin sepuh ulama NU semakin giat mengkampanyekan cinta tanah air. Mbah Maimoen Zubair, Mbah Sholeh Qosim, Kiai Makruf Amin, Abuya Muhtadi, Habib Luthfi, dan sebagainya.
NU bisa saja menjadi oposisi pemerintah, tapi dalam sejarahnya NU tidak pernah mengajak dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah.
Karena lahir dari rahim ulama Nusantara, setahu saya ada tiga organisasi yang mencantumkan kecintaan terhadap tanah airnya (wathan) dalam organisasinya: NU punya cikal bakal organisasi bernama Syubbanul Wathan yang marsnya saat ini menjadi lagu wajibnya NU selain Shalawat Badar. Demikian pula dengan Muhammadiyah yang punya pandu Hizbul Wathan. Sedangkan yang ketiga, Nahdlatul Wathan yang berbasis di Lombok. Bahkan, Tuan Guru Zainuddin Abdul Madjid, ulama besar pendiri Nahdlatul Wathan, bulan ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional. Ketiganya berakar dan beruratnadi di bumi Nusantara, tidak pernah menjadi organisasi waralaba internasional, dan tidak pernah berusaha merobohkan sebuah rumah bersama bernama NKRI.
Wallahu A'lam bisshawab
0 Response to "Amanat KH Maimoen Zubair: Jangan Frontal Terhadap Pemerintah, apalagi Memusuhi"
Posting Komentar