MusliModerat.net - Selain telah Meresahkan karena membuat kebijakan Full Day school yang merugikan Madrasah Diniyah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mencabut status 3 makam tokoh di Kalimantan Selatan sebagai cagar budaya. Ketiga makam tersebut adalah Datu Abulung di Martapura (Kabupaten Banjar), Datu Sanggul di Tapin, dan makam Datu Tumpang Talu di Kandangan.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan menyesalkan langkah Mendikbud. PWNU menilai mereka mereka adalah tokoh-tokoh terhormat, penyebar Islam, bahkan pejuang republik.
Bagi PWNU, mereka adalah tokoh-tokoh berani yang menolak dan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Jasa-jasa mereka sangat besar untuk republik ini. Karena itu dulu pantas jika makamnya masuk cagar budaya.
“Aneh sekali, setelah
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan menyesalkan langkah Mendikbud. PWNU menilai mereka mereka adalah tokoh-tokoh terhormat, penyebar Islam, bahkan pejuang republik.
Bagi PWNU, mereka adalah tokoh-tokoh berani yang menolak dan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Jasa-jasa mereka sangat besar untuk republik ini. Karena itu dulu pantas jika makamnya masuk cagar budaya.
“Aneh sekali, setelah
bertahun-tahun sudah masuk sebagai cagar budaya, kok baru sekarang malah dicabut?” ujar Sekretaris PWNU Kalimantan Selatan H. Nasrullah AR melalui siaran pers Ahad (6/8).
Jika alasan pencabutan status cagar budaya itu karena berubah desain dari bentuk asal, kata dia, itu sama sekali tidak relevan. Sebab penghargaan ketiga makam itu sebagai cagar budaya bukan karena desainnya, melainkan karena ketokohannya.
Menurut dia, bukti ketokohan mereka, sampai hari ini ketiga datu itu terus meningkat. Terbukti kunjungan umat selalu ramai setiap harinya. Bagi masyarakat Banjar khususnya, dan Kalimantan pada umumnya, ketiga tokoh itu sangat dihormati.
“Bagi kami, langkah Mendikbud itu, seperti menyepelekan ketokohan ketiganya. Tokoh idola warga Banjar,” lanjutnya.
Ia berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Gubernur dan DPRD Kalimantan Selatan menolak sikap Mendikbud itu. Sebab, bagaimanapun, langkah Menteri itu cenderung menyepelekan khazanah budaya yang selama disanjung dan hormati. (Red: Abdullah Alawi)
Jika alasan pencabutan status cagar budaya itu karena berubah desain dari bentuk asal, kata dia, itu sama sekali tidak relevan. Sebab penghargaan ketiga makam itu sebagai cagar budaya bukan karena desainnya, melainkan karena ketokohannya.
Menurut dia, bukti ketokohan mereka, sampai hari ini ketiga datu itu terus meningkat. Terbukti kunjungan umat selalu ramai setiap harinya. Bagi masyarakat Banjar khususnya, dan Kalimantan pada umumnya, ketiga tokoh itu sangat dihormati.
“Bagi kami, langkah Mendikbud itu, seperti menyepelekan ketokohan ketiganya. Tokoh idola warga Banjar,” lanjutnya.
Ia berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Gubernur dan DPRD Kalimantan Selatan menolak sikap Mendikbud itu. Sebab, bagaimanapun, langkah Menteri itu cenderung menyepelekan khazanah budaya yang selama disanjung dan hormati. (Red: Abdullah Alawi)
Disunting dari: NU Online
0 Response to "Selain Merugikan Madin, Mendikbud Muhajir Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya"
Posting Komentar