MusliModerat.net - Maksum Sapii Bunet bin Wahab (79), penarik becak di Pasar Atum Surabaya, lega. Tahun ini impiannya berhaji terwujud. Alhamdulillah.
Maksum yang berasal dari Madura, tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 06 Embarkasi Surabaya (SUB 06) dan menempati hotel 605 wilayah Syisyah, Mekah. Dia bersiap mengikuti puncak haji pekan depan.
Ditemui di hotelnya, Rabu (23/8/2017), Maksum mengaku menabung sejak 20 tahun silam dan mendaftar pada tahun 2010. Ia menyisihkan penghasilannya yang tak menentu.
"Kadang dapat Rp 50 ribu (sehari), kadang kurang," kata Maksum dalam bahasa Jawa.
Maksum yang berasal dari Madura, tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 06 Embarkasi Surabaya (SUB 06) dan menempati hotel 605 wilayah Syisyah, Mekah. Dia bersiap mengikuti puncak haji pekan depan.
Ditemui di hotelnya, Rabu (23/8/2017), Maksum mengaku menabung sejak 20 tahun silam dan mendaftar pada tahun 2010. Ia menyisihkan penghasilannya yang tak menentu.
"Kadang dapat Rp 50 ribu (sehari), kadang kurang," kata Maksum dalam bahasa Jawa.
style="background-color: white;">Tekad dan niat kuat lah yang membuat Maksum berada di Tanah Suci tahun ini. Pelajaran tentang iman didapatkan saat kecil dan jadi dasar untuk menunaikan haji.
"Saya dulu ngaji arkanul iman (rukun iman). Satu, harus percaya kepada Allah, baik dan buruknya takdir Allah," ujar pria yang 6 dari 14 anaknya sudah hidup mandiri ini.
"Kedua, saya meyakini pesan ayat Surat Yasin, Innama amruhu idza arada syaian an yaquula lahu kun fayakun. Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang bisa menghalangi. Saya percaya itu," sambungnya.
Jadi kuncinya, urai Maksum, percaya kepada Allah, dan berusaha sambil terus berdoa. "Kalau Allah mentakdirkan, saya yakin. Kalau Allah menghendaki, saya akan berangkat," katanya.
"Alhamdulillah. Sampai di sini juga," tuturnya.
Di usia senja, Maksum masih menarik becak. Sepulang haji, dia juga ingin terus menarik becak. "Agar tidak merepotkan anak," tutupnya.
(try/elz/detikcom)
"Saya dulu ngaji arkanul iman (rukun iman). Satu, harus percaya kepada Allah, baik dan buruknya takdir Allah," ujar pria yang 6 dari 14 anaknya sudah hidup mandiri ini.
"Kedua, saya meyakini pesan ayat Surat Yasin, Innama amruhu idza arada syaian an yaquula lahu kun fayakun. Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang bisa menghalangi. Saya percaya itu," sambungnya.
Jadi kuncinya, urai Maksum, percaya kepada Allah, dan berusaha sambil terus berdoa. "Kalau Allah mentakdirkan, saya yakin. Kalau Allah menghendaki, saya akan berangkat," katanya.
"Alhamdulillah. Sampai di sini juga," tuturnya.
Di usia senja, Maksum masih menarik becak. Sepulang haji, dia juga ingin terus menarik becak. "Agar tidak merepotkan anak," tutupnya.
(try/elz/detikcom)
0 Response to "Mbah Maksum, Bisa Haji karena Nabung Selama 20 Tahun dari Narik Becak"
Posting Komentar