Dishare dari : Vinanda Febriani
MusliModerat.net - "Banser adalah Banom NU yang paling Intoleran di Indonesia. Ya, karena Banser menjaga greja sedangkan pengajian malah di bubarkan " begitulah gambaran orang-orang yang tidak faham maksud dari apa yang dilakukan Badan Otonom Nahdlatul Ulama berbaju loreng layaknya TNI ini. Banom yang satu ini kerap menjadi perbincangan hangat bagi berbagai elemen bangsa karena keberaniannya. Teringat tragedi ledakan bom yang berlokasi di Misa Natal Gereja Eben Haezer, Mojokerto yang menewaskan seorang anggota Banser bernama Riyanto pada 17 tahun silam (24-12/2000). Sejak saat itu NU menyatakan bahwasanya tanggal 24 desember merupakan hari kemanusiaan nasional. Tentu hingga saat ini, kejadian tersebut menjadi polemik terbesar yang selalu mengarah kepada ormas Islam tertua dan terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU).
Sejak saat itu hingga kini, kerap NU mengirim pasukan militernya (Banser) untuk ikut mengamankan peringatan hari raya umat keagamaan lain sebagai upaya meningkatkan kembali budaya toleransi di negeri Indonesia. Namun nyatanya, masih banyak oknum yang tidak menyukai cara Banser, mereka nyinyir, mengadu domba bahkan menfitnah Banser supaya masyarakat tidak lagi menaruh kepercayaannya kepada Banser. NU mengirimkan pasukan Banser apabila pihak aparat meminta bantuan untuk mengamankan acara peringatan lintas kepercayaan, seperti peringatan hari Natal di gereja. Jadi, disini Banser harus menunggu komando dari aparat terlebih dahulu supaya legalitasnya jelas.
Sebuah kesalah fahaman yang tidak dilanjutkan dengan upaya tabayyun (klarifikasi) terlebih dahulu. Tentu ini menjadi sebuah kejanggalan bagi Nahdlatul Ulama, khususnya Ansor dan Banser yang selalu menjadi titik pemusatan beban segala permasalahan yang ada pada badan Nahdlatul Ulama.
Pada tahun 2011 silam, mengingat pada waktu itu ada sebuah tragedi bom yang berlokasi di gedung Mapolresta Cirebon. Kejadian tersebut Menggugah sosok Nusron wahid untuk mendirikan tim khusus Banser anti teror atau yang
biasa disebut Densus 99 Asmaul Husna. Hingga saat ini, Densus 99 merupakan tameng dan benteng NU dan tentunya untuk NKRI dari bahaya serangan radikalisme dan terorisme, baik berupa fisik maupun Aqidah (Islam). Hingga saat ini, Densus 99 merupakan tim andalan NU yang didirikan sebagai upaya pencegahan dini dalam dunia masyarakat mengenai bahaya radikalisme dan juga terorisme. Sehingga sejak saat itu, Banser dan Densus merupakan sosok yang sangat lekat dan dikenal masyarakat.
Banser merupakan Banom NU yang paling Intoleran. Sebab, Banser selalu melindungi hak dan kewajiban golongan minoritas yang berbeda dalam hal kepercayaan dan presepsi mengenai Tuhan. Namun, Banser tetap menjaga tali persaudaraan antar umat Muslim, antar Bangsa dan antar Kemanusiaaan. Banser merupakan Banom NU yang paling Intoleran, sebab Banser telah banyak membubarkan pengajian Ustad yang "santun, berwibawa, bijaksana, penuh toleransi dan tentunya mencerahkan" hingga materi ceramahnya selalu diperuntukkan menebar berbagai bentuk fitnah, propaganda, adu domba, konflik dan sara. Banser merupakan Banom NU yang paling aneh dan menyebalkan. Terhitung, sejak maraknya kasus presekusi dan intimidasi oleh oknum yang mengaku "Umat Islam", Ansor dan Banser banyak berkontribusi sebagai "penyelamat" korban secara psikis. Banser banyak memberikan arahan-arahan positif supaya korban tidak mengalami gangguan psikis, trauma, dan lain sebagainya.
Banser adalah satu-satunya Banom NU yang sangat intoleran. Sebab, Banser memilih untuk tetap diam, mengikuti fatwa Ulama sepuh NU dan juga PBNU. Jadi, Banser sudah terindikasi virus "Liberal" sebab Banser memilih untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh golongan "Ahli pengkapling surga". Sekali lagi, Banser adalah makhluk Intoleran yang berani memasang badan, mempertaruhkan segenap harta dan nyawanya demi keutuhan NKRI. Banser adalah banom paling Intoleran di Indonesia yang selalu meneriakan "NKRI Harga Mati !" dan selalu setia menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Jadi mulai sekarang, saya akan memanggil Banser sebagai oknum paling Intoleran yang ada di Indonesia. Tentunya dengan pengambilan makna secara terbalik.
Salam hormat kepada Banser Nusantara
Aku bangga punya Banser
Aku bangga punya Banser
Vinanda Febriani. Borobudur, 19 Agustus 2017.
0 Response to "Banser Paling Intoleran di Indonesia?"
Posting Komentar