ULAMA ADALAH PASUKAN ALLAH SWT


ULAMA ADALAH PASUKANNYA ALLAH
Oleh: K. H. M. Abdul Ghufron Al-Banteni

بِسْمِ اللّٟهِ الرَّحْمٟنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh;
Salam sejahtera,
Rahayu,

    Ulama harus bisa mengingati, harus bisa mendo’akan jasa para pahlawan yang telah gugur di Indonesia maupun disuruh dunia, ulama benar-benar harus bisa menjalankan keyakinan sesuai dengan sejarahnya para raja, palalu luhur dan para tokoh-tokoh agama, maupun suku-suku dan kebudayaan. Mari bersama-sama rakyat Indonesia harus kita menyadari bahwa Indonesia ini negeri yang tercinta, negeri yang yang bisa persatuan dan kesatuan demi rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, agama manapun kita harus saling mendoakan, saling Gotong royong sesama manusia, jangan sampai menghancurkan Negara sendiri, jangan sampai negara Indonesia ini dilupakan, ingatlah! Sejarah-sejarah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
    Putra putri Indonesia kita, kita harus bersatu sesuai dengan satu Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa ulama harus benar-benar menjalankan karena Lillahita'ala, sesuai dengan Pancasila. Ulama harus punya pedoman, punya keyakinan dan keinginan agar rakyat Indonesia bisa bersatu sesuai dengan Pancasila, Merah Putih, dan NKRI.
     Rosulullooh sallallahu alaihi wasallam maskot Inan Rahmatan ulama gua masih di ingat Rahmatan Umaidi Robbana cleaner Rahmatan Subhanallah Maglin rahmat dan jam lo gua mau kali Inan rahmat dan Hidayah Indonesia Robbana ada Yama film Allah Subhana Allah Uma tv Jenar rahmat dan Robbana Allah
      Pondok pesantren UNIQ benar-benar ingin menyatukan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, Pondok pesantren UNIQ tidak bosan-bosan siang dan malam selalu berdoa dan selalu berjuang, mudah-mudahan Indonesia tetap bersih dalam menjaga persatuan dan kesatuan, agama mana pun kita harus betul-betul, mari sama-sama membangun negara Indonesia yang tercinta ini.
      Ulama harus bisa menyatukan keinginan kepada masyarakat yang ada di tanah air Indonesia ini, kita harus benar-benar menjadi suri tauladan, jangan sampai antara agama saling tidak mempercayai atau saling ejek mengejek, menghina, mencela agama-agama lain, itu tidak boleh dan tidak benar, karena sama juga menyakiti Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus berpikir bersama, harus benar benar menjadi Tauladan dan harus bisa bersatu dengan ulama sesuai dengan Pancasila dan Merah Putih, mari kita berdo'a bersama mudah-mudahan Indonesia selalu bersih dan selalu Barokah selamat dunia ahirat.
Pondok Pesantren UNIQ benar-benar Lillahita'ala, tiap hari saya menulis siang dan malam, tidak kenal lelah, yang terpenting Indonesia tetap Jaya, tetap terbuka dari Sabang sampai Merauke, saya yakin mudah-mudahan ini menjadi nikmat dan barokah selamat dunia akhirat. Mudah-mudahan Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, Polisi, para Umaro’, Ulama, Tokoh-tokoh agama, suku-suku kebudayaan, atau rakyat-rakyat Indonesia, putra-putri Indonesia saling bersatu dan saling berdo’a agar Indonesia benar-benar subur, makmur, barokah selamat dunia akhirat.
Salah satu fitnah yang harus diwaspadai kaum Muslimin di akhir zaman adalah keberadaan ulama’-ulama’ dunia. Ia menjadi rumit, sebab keberadaan ulama’ akhirat yang makin langka. Alhasil, banyak orang-orang yang penampilannya selayak ulama’, padahal ia hanya mendambakan dunia dan pernak perniknya yang remeh lagi hina. Ulama’ dunia, menurut penjelasan Imam Ibnul Jauzi dalam Shaid al-Khatir ialah sosok yang menginginkan duniawi, senang dengan banyaknya pengikut dan cinta dengan pujian manusia. Cermati tiga ciri ini. Cocokkan dalam sosok-sosok yang berjuluk ustadz atau kiyai yang kini membanjiri kajian dan televisi-televisi serta media siar di sekitar kita. Jika ulama’ dunia bisa dikenali dengan tiga ciri tersebut, seperti apakah karakter ulama’ akhirat? Masih merujuk dari penjelasan Imam Ibnul Jauzi, ulama’ akhirat merupakan sosok-sosok yang bersih dari niat-niat duniawi, takut terjerumus ke dalamnya dan merasa kasihan kepada mereka yang mendamba dunia. Maka, ulama’ akhirat ialah mereka yang serupa dengan sahabat Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu yang senantiasa mendoakan rekan-rekannya di sepanjang waktu. Mereka mencintai sesamanya melebihi kecintaannya kepada diri sendiri. Tiada satu satuan waktu yang mereka jalani, kecuali ada rintihan doa yang dipanjatkan untuk saudara sesama iman dan umat manusia secara umum. Maka ulama’ akhirat layaknya Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala yang bertutur kepada anaknya Imam asy-Syafi’i Rahimahumallahu Ta’ala, “Bapakmu termasuk enam orang yang senantiasa aku doakan setiap malam pada waktu sahur.” Adakah nama-nama orang shalih yang masuk dalam doa-doa kita? Adakah para kiyai, ulama’, ustadz, guru ngaji, guru sekolah, atau sahabat-sahabat yang kita masukkan dalam daftar sosok yang didoakan saban waktu? Itulah ulama’ akhirat. Merekalah orang-orang yang ketiadaannya pun menerangi zaman dengan amal shalih dan kisah-kisah penuh hikmahnya. Tak hanya itu, ulama’ akhirat juga tidak menyukai pencitraan. Mereka enggan dikenal. Mereka tidak pernah mempromosikan diri. Mereka lebih suka bergerak dalam diam; dalam kesunyian puja-puji umat manusia. Selayak sahabat ‘Alqamah yang berkata, “Saya tidak suka ada orang yang mengenaliku dan mengatakan, ‘Ini Alqamah.’” Mari meneliti siapa pun yang di-ulama’-kan oleh generasi akhir zaman ini. Cocokkan dengan ciri-ciri ini; apakah mereka termasuk ulama’ dunia ataukah layak digolongkan ke dalam ulama’ akhirat?
Ulama akhirat adalah orang alim yang menjadi pewaris para nabi, petunjuk jalan menuju Allah s.w.t., pelita dan penuntun umat, lampu dunia dan lentera akhirat, dan tidak pernah mengambil keuntungan dunia sedikit pun dari ilmu yang dimilikinya.
    Allah s.w.t. berfirman:
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ لَمَن يُؤْمِنُ بِاللَّـهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِمْ خٰشِعِينَ لِلَّـهِ لَا يَشْتَرُونَ بِـَٔايٰتِ اللَّـهِ ثَمَنًا قَلِيلًا , أُولٰئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ , إِنَّ اللَّـهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungannya”. (Ali Imran: 199)
Al-Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi berkata: Orang alim disamakan dengan lampu, karena lampu dapat memancarkan sinar dengan sangat mudah, begitu pula orang alim. Maling takut untuk masuk ke dalam rumah seseorang yang di dalamnya terdapat lampu. Beda halnya dengan rumah yang tidak ada lampunya. Begitu pula ulama yang ada di tengah-tengah manusia, mereka akan memperoleh petunjuk menuju jalan yang hak serta terhindar dari gelapnya kebodohan dan bid’ah.
Apabila lampu dalam kaca diletakkan di lubang dinding, maka lampu itu akan memancarkan sinar ke dalam dan luar rumah, begitu pula dengan lampu ilmu, akan memancarkan sinar di dalam hati dan di luarnya, sehingga sinar itu akan terpancar pada kedua telinga, kedua mata, lisan dan akan tampak macam-macam ketaatan dari masing-masing anggota badan.
Pemilik rumah yang ada lampunya akan merasa nyaman dan senang, tapi sebaliknya apabila lampu itu mati dia akan merasa gelisah dan tidak nyaman, begitu pula dengan ulama, selama mereka masih hidup manusia merasa nyaman dan senang, namun apabila mereka sudah meninggal dunia manusia akan merasa kehilangan, gelisah dan berduka.
Diantara ciri-ciri ulama akhirat adalah:
• Menggunakan ilmu untuk mendapatkan ridha Allah s.w.t.
• Tidak mencari keuntungan dunia dengan ilmu yang dimiliki.
• Mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
• Zuhud dan memandang remeh terhadap dunia.
• Mengajak manusia pada yang makruf dan mencegah dari yang munkar.

Kita dari pondok pesantren unik benar benar untuk menyatukan dari Sabang sampai Merauke persatuan dan kesatuan itulah Indonesia mudah-mudahan pondok pesantren unik bisa menjadi contoh di dunia maupun diakhirat mudah-mudahan kita menyelamatkan suruh masarakat yang ada dibenar benar bisa menyatukan bangsa negara Indonesia mudah-mudahan Tuhan Yang Maha esa selalu melindungi dan menyelamatkan dunia ahirat.









1. Syekh ahmad khotib sambas (penyatu thoriqoh qodiriyah wannaqsyabandiah) berasal pontianak kalbar
2. Syekh Nawawi albantani sayyidul ulama hijaz berasal tanara banten
3. Syekh abdul karim banten berasal dari tanara banten
4. Syekh ahmad asnawi berasal labuan banten
5. Syekh m hasan armin (abuya mama armin) berasal cibuntu pandeglang banten
6. Syekh kholil bangkalan berasal dari madura
7. Syekh Hasyim asy'ari berasal dari jombang
  Dan masih banyak ulama ulama lainnya yang jelas ulama kita lebih hebat dan patut kita banggakan

Salam Jiwa Ulama Nusantara
Salam Jiwa Umaro
Salam Jiwa Rakyat-rakyat
Salam Jiwa Suku-suku
Salam Jiwa Budaya
Salam Jiwa Tokoh-tokoh agama
Salam Jiwa Bhinneka Tunggal Ika
Salam Jiwa Indonesia
Salam Jiwa NKRI
Salam Jiwa Pancasila
Salam Jiwa Merah Putih
Salam Jiwa Angkatan Darat
Salam Jiwa Angkatan Udara
Salam Jiwa Angkatan Laut
Salam Jiwa Polisi
Salam Jiwa Lintas Agama
Salam Jiwa Rindu Ghufron


Malang, Minggu, 02 Juli 2017
Pukul, 19.35 WIB






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ULAMA ADALAH PASUKAN ALLAH SWT"

Posting Komentar