MusliModerat.net - Antusias masyarakat Afganistan khususnya para Ulamanya dalam upaya menjadikan negaranya kondusif, sejuk seperti Indonesia adalah melakukan kerja sama. Salah satu aksinya adalah dengan melakukan kerja sama dengan beberapa lembaga organisasi dunia yang sudah tidak diragukan lagi mampu menyejukkan Islam di negaranya. Organisasi apalagi kalau bukan NU.
Fazal Ghani sendiri mendirikan Nahdlatul Ulama Afganistan (NUA) bersama para ulama setempat. Meski bukan cabang dari NU di Indonesia, NUA yang beranggotakan warga berkebangsaan asli Afganistan memiliki prinsip yang sehaluan dengan warga NU di Indonesia.
Kepengurusan NUA kini sudah hadir di 22 provinsi dan
setiap tahun menggelar muktamar untuk mengumpulkan kekuatan dan bermusyawarah terkait problem-problem yang berkembang di Afganistan. “NU Afganistan sedang terus dalam proses perkembangan dan perluasan,”
Sebagaimana kebanyakan Muslim Sunni di Afganistan, anggota NUA menganut madzhab Hanafi di bidang fiqih. Sebagian mereka juga bergabung di beragam tarekat, seperti Naqsabandi, Chistiyah, Qadiriyah, dan lainnya.
Menurut Fazal, di negerinya belum ada organisasi yang mampu menyeleraskan cinta tanah air (hubbul wathan) dan cinta agama (hubbud din) seperti yang dimiliki Nahdlatul Ulama. “Kami mencintai Indonesia dan penduduk Indonesia. Masyarakat Muslim moderat di negeri yang besar dan indah,” ujarnya.
Salah satu ulama pejuang perdamaian Afganistan, Fazal Ghani Kakar berpendapat bahwa
Fazal Ghani sendiri mendirikan Nahdlatul Ulama Afganistan (NUA) bersama para ulama setempat. Meski bukan cabang dari NU di Indonesia, NUA yang beranggotakan warga berkebangsaan asli Afganistan memiliki prinsip yang sehaluan dengan warga NU di Indonesia.
Kepengurusan NUA kini sudah hadir di 22 provinsi dan
setiap tahun menggelar muktamar untuk mengumpulkan kekuatan dan bermusyawarah terkait problem-problem yang berkembang di Afganistan. “NU Afganistan sedang terus dalam proses perkembangan dan perluasan,”
Sebagaimana kebanyakan Muslim Sunni di Afganistan, anggota NUA menganut madzhab Hanafi di bidang fiqih. Sebagian mereka juga bergabung di beragam tarekat, seperti Naqsabandi, Chistiyah, Qadiriyah, dan lainnya.
Menurut Fazal, di negerinya belum ada organisasi yang mampu menyeleraskan cinta tanah air (hubbul wathan) dan cinta agama (hubbud din) seperti yang dimiliki Nahdlatul Ulama. “Kami mencintai Indonesia dan penduduk Indonesia. Masyarakat Muslim moderat di negeri yang besar dan indah,” ujarnya.
Salah satu ulama pejuang perdamaian Afganistan, Fazal Ghani Kakar berpendapat bahwa
tidak bermadzhab dalam beragama bukanlah pilihan yang tepat. Ketua Nahdlatul Ulama Afganistan (NUA) ini menambahan, sikap anti-madzhab sejatinya menyebabkan para penganutnya mengikuti banyak “madzhab” lantaran sumber rujukan menjadi tak terpusat. “Di Afganistan, Wahabi ada tapi sedikit.
Fazal Ghani Kakar menjelaskan, mayoritas Muslim Afganistan berhaluan Sunni yang menganut madzhab Hanafi di bidang fiqih. Nahdlatul Ulama Afganistan (NUA) yang lahirnya terinspirasi dari NU di Indonesia terus mengalami kemajuan. Saat ini NU Afganistan sudah mempunyai kepengurusan di 22 provinsi yang melibatkan lebih dari 6000 ulama berkebangsaan asli Afganistan.
NU Afganistan terpisah sama sekali secara struktural dari PBNU, tak seperti Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) yang tersebar di mancanegara. Para ulama moderat Afganistan "mencangkok" NU dari Indonesia untuk mempercepat proses perdamaian di sana.
Pertemuan dikemas dalam diskusi bertajuk "Dinamika Islam Global dan Peran NU di Afganistan". Kakar berharap ke depan NU Afganistan akan berkembang sebagai organisasi yang membumikan ajaran Ahlussunah wal Jama'ah di Afganistan. Perkembangan NU di Afganistan, katanya, bisa dikatakan sangat pesat.
Ketua NUA pertama ini juga menjelaskan, sebelum perang di Afganistan berlangsung, masyarakat Afganistan pada umumnya merupakan masyarakat Islam yang moderat. Keterlibatan berbagai kelompok kepentingan membuat perang di Afganistan semakin menjadi.
Kehadiran NU di Afganistan diharapkan menjadi oase di tengah kerinduan masyarakat Afganistan yang cinta damai, yang pada umumnya menganut ajaran Ahlussunah wal Jama'ah.
Dr Kakar berpendapat, NU Afganistan bisa mencontoh NU di Indonesia, yang menurutnya telah menjadi soul of nation (jiwa dari bangsa Indonesia). Pada kesempatan tersebut Ketua PCNU Kota Bogor Ifan Haryanto bertukar cendera mata dengan Ketua NU Afganistan Dr Fazal Ghani Kakar. Dilansir dari nu.or.id, Kamis (1/6/17) [as/santri.co]
Fazal Ghani Kakar menjelaskan, mayoritas Muslim Afganistan berhaluan Sunni yang menganut madzhab Hanafi di bidang fiqih. Nahdlatul Ulama Afganistan (NUA) yang lahirnya terinspirasi dari NU di Indonesia terus mengalami kemajuan. Saat ini NU Afganistan sudah mempunyai kepengurusan di 22 provinsi yang melibatkan lebih dari 6000 ulama berkebangsaan asli Afganistan.
NU Afganistan terpisah sama sekali secara struktural dari PBNU, tak seperti Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) yang tersebar di mancanegara. Para ulama moderat Afganistan "mencangkok" NU dari Indonesia untuk mempercepat proses perdamaian di sana.
Pertemuan dikemas dalam diskusi bertajuk "Dinamika Islam Global dan Peran NU di Afganistan". Kakar berharap ke depan NU Afganistan akan berkembang sebagai organisasi yang membumikan ajaran Ahlussunah wal Jama'ah di Afganistan. Perkembangan NU di Afganistan, katanya, bisa dikatakan sangat pesat.
Ketua NUA pertama ini juga menjelaskan, sebelum perang di Afganistan berlangsung, masyarakat Afganistan pada umumnya merupakan masyarakat Islam yang moderat. Keterlibatan berbagai kelompok kepentingan membuat perang di Afganistan semakin menjadi.
Kehadiran NU di Afganistan diharapkan menjadi oase di tengah kerinduan masyarakat Afganistan yang cinta damai, yang pada umumnya menganut ajaran Ahlussunah wal Jama'ah.
Dr Kakar berpendapat, NU Afganistan bisa mencontoh NU di Indonesia, yang menurutnya telah menjadi soul of nation (jiwa dari bangsa Indonesia). Pada kesempatan tersebut Ketua PCNU Kota Bogor Ifan Haryanto bertukar cendera mata dengan Ketua NU Afganistan Dr Fazal Ghani Kakar. Dilansir dari nu.or.id, Kamis (1/6/17) [as/santri.co]
0 Response to "Alhamdulillah, NU Afghanistan Berkembang Sangat Pesat dalam Waktu yang Sangat Singkat"
Posting Komentar